Tips Dirut SMESCO Agar Industri Food and Beverage Tetap Bertahan

 Tips Dirut SMESCO Agar Industri Food and Beverage Tetap Bertahan

Industri Food and Beverages paling terdampak pandemi Covid-19. (Foto : Happyfresh)

Telescopemagz.com — Penyebaran virus corona alias Covid-19 yang belum terbendung sejak akhir 2019, berdampak pada kelangsungan usaha di banyak industri, salah satunya industri Food & Beverage, jasa, dan ritel.

Menyikapi hal tersebut, Leonard Theosabrata selaku Direktur Utama SMESCO, Kementerian Koperasi dan UKM, memberikan langkah-langkah mengantisipasi fenomena yang berdampak pada performa bisnis UKM.

“Pelaku usaha harus dapat bertahan selama tiga sampai enam bulan ke depan. Perlu adanya perubahan proses bisnis sementara agar cash flow bisnis tetap positif,” jelas Leonard dalam siaran pers, Jumat (27/3).

Satu hal yang menjadi pesan utama dalam survival mode ini, lanjut Leonard, adalah untuk memprioritaskan berjalannya cash flow bisnis dengan baik, dibandingkan dengan memikirkan profit.

Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengulas kembali bisnis, kenali pelanggan dan kebutuhannya, permudah proses bisnis, klasifikasikan produk yang mudah dijual, digitalisasi produk usaha ke dalam katalog yang mudah dibagikan, perdalam stok barang, dan beri insentif kepada karyawan yang mampu memberikan performa baik dalam keadaan sulit seperti saat ini.

Bagi para pemilik bisnis, ada beberapa langkah praktikal untuk menjaga cash flow bisnis tetap  positif, yakni berfokus pada promosi untuk  pengantaran kiriman, karena permintaan  yang meningkat, gunakan database pelanggan untuk selalu mengkomunikasikan  promosi  yang  ada  melalui e-mail, SMS, ataupun WhatsApp.

Untuk kunjungan fisik, lanjut Leonard, budayakan melakukan transaksi non-tunai dengan menggunakan debit atau digital payment. Di tengah keadaan seperti ini, penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, dengan memposisikan diri sebagai bisnis yang memperhatikan konsumen dan seluruh mitra bisnis terkait kesehatan dan kebersihan.

“Lindungi para karyawan dan konsumen dengan penggunaan masker, hand sanitizer, dan pentingnya untuk terus mengkomunikasikan kebersihan di lingkungan sekitar,” jelasnya.

 Industri food and beverage paling terdampak

Sementara itu, berdasarkan data internal Moka, total penjualan masker wajah di bulan Januari meningkat dua kali lipat dikarenakan penyebaran Covid-19. Di bulan Februari, WHO, mengeluarkan pernyataan, bahwa akan lebih efektif jika penggunaan masker wajah dikombinasikan dengan mencuci tangan secara reguler dengan air, sabun, dan cairan yang mengandung alkohol, termasuk handsanitizer.

Hal ini menyebabkan handsanitizer banyak dicari orang dan penjualannya meningkat sebesar 209% di bulan Februari.

Selain melonjaknya penjualan masker dan handsanitizer, dampak lain yang paling terasa adalah penurunan pendapatan harian pada industri F&B, jasa, dan ritel.

Dari 17 kota yang diobservasi Moka, sebanyak 13 kota mengalami penurunan pendapatan harian yang signifikan.  Bali dan Surabaya merupakan dua kota yang mengalami penurunan pendapatan harian yang paling signifikan, dibandingkan dengan kota lain dengan masing-masing mengalami penurunan sebesar 18% untuk Bali dan 26% untuk Surabaya.

Daerah Jabodetabek juga mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan, namun tidak setajam Bali dan Surabaya.

Wilayah yang terkena dampak di daerah Jabodetabek yang paling signifikan terjadi di Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

Pada industri jasa, 10 dari 17 kota di Indonesia menunjukkan penurunan pendapatan harian yang signifikan. Lima kota dengan penurunan pendapatan harian paling signifikan adalah Depok, Bekasi, Jakarta Timur, Batam, dan Bandung.

Masuk ke dalam industri ritel, dari 17 kota yang diobservasi, tujuh kota menunjukkan penurunan pendapatan harian yang signifikan. Moka menarik lima kota dengan penurunan pendapatan harian terbesar, yaitu Jakarta Barat, Tangerang Selatan, Depok, Jakarta Pusat, dan Bandung.

Walau hanya tujuh kota yang terdampak dari 17 kota, persentase penurunan pendapatan harian pada industri ritel merupakan yang paling signifikan dibanding industri lain. Penurunan pendapatan harian terbesar terjadi di Jakarta Barat dengan penurunan pendapatan hingga 32% per outlet.

Dari data di atas dapat disimpulkan,  industri F&B merupakan industri yang paling terdampak Covid-19. Namun, apabila melihat persentase penurunan pendapatan harian terbesar, industri ritel mengalami penurunan yang terbesar, yakni menurun sebesar 32%.

 

Pewarta : Edi

Editor : Ari

ibnu

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *