WAMI Luncurkan Aplikasi ATLAS

 WAMI Luncurkan Aplikasi ATLAS

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 82

Solusi Modern untuk Pengelolaan Hak Cipta dan Royalti Musik

Jakarta, Telescopemagz | Dalam upaya mendukung pencipta lagu dan musisi Indonesia, Wahana Musik Indonesia (WAMI) secara resmi meluncurkan aplikasi inovatif yang diberi nama ATLAS. Aplikasi ini hadir sebagai terobosan penting dalam industri musik Tanah Air dengan tujuan mempermudah pengelolaan hak cipta, distribusi royalti, dan meningkatkan transparansi pengelolaan data bagi para pencipta lagu.

Masalah hak cipta musik sering menjadi isu rumit, terutama dalam hal pendistribusian royalti dan pengelolaan data lagu. Menyadari kompleksitas ini, WAMI merancang aplikasi ATLAS sebagai solusi yang efisien dan mudah diakses oleh para pencipta lagu. Melalui aplikasi ini, pencipta lagu kini dapat memantau dan mengakses data hak cipta mereka kapan saja dan di mana saja secara digital.

WAMI Luncurkan Aplikasi ATLAS

Dalam acara peluncuran yang diadakan di Jakarta pada Jumat (10/10), Ketua Badan Pengurus WAMI, Adi Adrian, menegaskan pentingnya kehadiran aplikasi ATLAS dalam menyederhanakan pengelolaan hak cipta musik di Indonesia. “Kami menyadari banyak tantangan, terutama terkait data dan pengelolaan hak cipta musik. Dengan aplikasi ini, para pencipta lagu dapat lebih mudah melihat informasi terkait hak mereka,” ujar Adi.

Salah satu fitur unggulan dari aplikasi ATLAS adalah kemampuannya untuk memantau distribusi royalti secara lebih transparan. Hal ini memungkinkan pencipta lagu memastikan hak-hak mereka terlindungi dengan baik, mengurangi risiko ketidakjelasan data atau penundaan dalam pembayaran royalti. WAMI juga menyatakan bahwa proses migrasi data dari sistem lama ke ATLAS sedang berlangsung dan diharapkan dapat mempercepat distribusi royalti dalam waktu dekat.

“Awalnya kita menggunakan sistem DIVA dari Hong Kong, tapi sekarang kita sudah beralih ke ATLAS. Proses migrasi ini tentu membutuhkan waktu, tapi kami optimis sistem baru ini akan membuat distribusi royalti lebih cepat dan efisien,” jelas Adi. Ia juga didampingi oleh beberapa anggota pengurus WAMI lainnya, termasuk Syafia Wardhana, Makki O Parikesit, dan Suseno.

Sepanjang tahun 2023, WAMI telah mendistribusikan royalti sebesar Rp173 miliar kepada para pencipta lagu. Adi menambahkan bahwa meski jumlah ini signifikan, WAMI terus berupaya meningkatkan distribusi royalti. “Distribusi royalti kami bagi menjadi tiga kategori: digital, non-digital, dan konser. Distribusi digital dilakukan dua kali setahun, sementara non-digital satu kali, dan untuk konser bisa sampai tiga kali setahun,” terang Adi, yang juga dikenal sebagai keyboardis dari KLA Project.

Selain menghadirkan aplikasi ATLAS, WAMI terus berusaha meningkatkan kesadaran di kalangan pengguna lagu terkait kewajiban membayar royalti. Adi menegaskan pentingnya pengguna komersial seperti restoran, hotel, dan tempat hiburan untuk menghormati hak cipta pencipta lagu dengan membayar royalti sesuai peraturan.

“Masih banyak yang enggan membayar royalti. Padahal, menggunakan lagu berarti menghormati hak pencipta lagu dengan membayar royalti yang sah. Kami di WAMI bukan tukang palak, kami hanya menginginkan kepatuhan hukum,” tegas Adi.

Peluncuran ATLAS menjadi bukti komitmen WAMI dalam mendukung perkembangan industri musik Indonesia. Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi efektif bagi para pencipta lagu yang selama ini menghadapi masalah birokrasi dalam pengelolaan hak cipta. Selain itu, WAMI juga mengumumkan bahwa distribusi royalti melalui aplikasi ATLAS akan dimulai pada November mendatang, dengan harapan mempercepat proses distribusi digital dan meningkatkan aksesibilitas informasi royalti bagi para pencipta lagu. PR>Fajar) | Foto: Istimewa

Fajar Irawan

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *