Berayun Ria di Tebing Masigit

 Berayun Ria di Tebing Masigit

Bandung, salah satu kota dengan banyak destinasi wisata. Lembang, Ciwidey menjadi tempat yang selalu penuh pengunjung di akhir pekan. Tapi ternyata tak hanya daerah-daerh tersebut, beberapa tahun terakhir Padalarang juga menjadi salah satu kawasan di Bandung yang memiliki destinasi wisata menarik.Adalah Tebing Masigit, satu di antara destinasi wisata yang kini tengah diincar oleh para pecinta adrenalin. Tebing Gunung Masigit  berada di Kabupaten Bandung Barat memiliki karst yang tersebar di berbagai titik

Jauh beberapa dekade ke belakang, tebing Masigit sudah menjadi spot latihan bagi para pemanjat tebing biasa dikenal dengan tebing 90 atau tebing 125 (disebut berdasarkan kemiringan derajatnya). Kini, pemburu wisata ekstrem menjadikan kawasan Padalarang yang memiliki banyak tebing kapur ini menjadi tujuan wisata mereka dan tak hanya untuk memanjat tebingnya. Tak sedikit spot wisata dan  olahraga ekstrem yang ditawarkan oleh Tebing Masigit ini.

Beberapa di antaranya yakni panjat tebing dan hammocking sambil bersantai dari atas ketinggian. Meskipun membuat jantung berdegup kencang karena berdiri di ketinggian, tapi hasil jepretan kamera maupun swa foto akan didapat sangat ciamik berlatarkan indahnya alam dari Tebing Masigit ini.

“Memang membuat jantung berdegup karena berdiri di ketinggian, tapi hasil jepretan kamera maupun swa foto sangat ciamik berlatarkan indahnya alam dari Tebing Masigit ini menjadi tujuannya.”

Anonim

Tak perlu takut jatuh, karena wahana maupun spot berfoto di Tebing Masigit ini telah dilengkapi dengan alat pengaman yang sesuai standar. Belum lagi, ada operator profesional yang akan memandu untuk menjajal hammoking di antara Tebing Masigit ini. Tidak hanya wisatawan lokal saja, banyak turis yang penasaran kemudian rela datang jauh-jauh demi menikmati hammocking di Tebing Masigit ini. Memang tak murah untuk menjajal sensasi hammocking di Masigit, harus menyiapkan kocek  Rp250 ribu hingga Rp300 ribu perorang.

Selain Tebing Masigit,  ada juga Tebing Gua Pawon dan Tebing Pameasan. Di sebelah Tebing Masigit terdapat  Stone Garden yang bisa dilihat saat kita berhammock di Masigit. Tidak dibutuhkan kemampuan khusus untuk bisa hammocking di tempat ini kecuali keberanian dan mengikuti instruksi yang diberikan operator wisata.

Kalau sudah bisa mengalahkan rasa takut, maka kegiatan ini tak ubahnya seperti menaiki sebuah ayunan. Dipastikan ketagihan dan ingin berlama-lama di atas Hammock dan tidak ingin turun menikmati pemandangan indah dan hembusan angin.

Ada cerita kenapa tebing ini dinamai Masigit.  Masigit sendiri berasal dari Kata Masjid. Suara adzan dari berbagai sudut di Padalarang akan terdengar dari puncak ini dan hanya di puncak ini dapat terdengar dengan sangat jelas.

Dulunya tempat ini terendam air laut, persis kondisinya seperti Leang-Leang yang ada di Maros, Sulawesi Selatan, sehingga kalau dilihat dengan saksama maka tyipical batunya tidaklah jauh berberda. Dari Puncak tebing Masigit ini kita bisa juga melihat Gunung Hawu, Tebing 90, dan juga Tebing 45.

Stone Garden Di sebelah Masigit terdapat Stone Garden. Tidak perlu waktu lama untuk menuju ke Stone Garden dari Tebing Masigit ini, hanya 5 menit saja. Biaya masuk lokasi wisata ini adalah Rp 5.000/orang dan biaya parkir adalah Rp 5.000/mobil. Biaya masuk tersebut adalah untuk yang mau sekedar main-main saja, namun kalau mau Foto Prewedding atau Syuting maka tarif yang dikenakan akan berbeda dan bervariasi dari ratusan ribu hingga jutaa rupiah.

Begitu memasuki kawasan  ii, setelah melewati pos pemeriksaan tiket, pengunjung akan disambut dengan tulisan putih kecil pada salah satu dinding batu yang bertuliskan Stone Garden Geopark. Stone Garden merupakan sebuah taman seluas kurang lebih 2 hektar yang isinya adalah bebatuan. Bebatuan ini bukan sembarang batu melainkan Karst atau batu endapan yang terbentuk di dasar lautan dan akibat proses geologi akhirnya endapan tersebut terangkat ke permukaan. Itulah mengapa ada kata Geopark di belakangnya.

Kita bisa bertemu dengan banyak monyet di Stone Garden yang memang  bagian dari ekosistem. Di lahan seluas 2 hektar ini, terdapat berbagai jenis batu dengan berbagai ukuran layaknya di film kartun the flinstone. Ternyata, pengunjung juga bisa berkemah di kawasan ini.

Dari sekian banyak batu, terdapat satu Batu yang paling besar dan merupakan titik puncak dari Stone Garden ini. Namanya adalah Puncak Panyawangan. Puncak ini akan terlihat jelas saat sudah memasuki kawasan Stone Garden. Untuk bisa ke lokasi ini, harus memutari dulu bagian muka dari Batu besar ini dan berhati-hati karena tidak ada tangga untuk bisa naik ke atas.

Di Stone Garden ini terdapat fasilitas yang lebih lengkap dibanding Tebing Masigit. Sebelum masuk utama dari Stone Garden voyagers bisa menemukan  tempat parkir, mushola, toilet dan beberapa warung makan.

Teks joni /Foto dokumentasi/Istimewa

 

 

 

 

ibnu

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *