Jisela Agripina Prihatin UMKM dan Seni Kerajinan Tradisional Jepara Kini Terancam Punah
Jepara, Telescopemagz l – Ladybikers asal Jakarta, Jisela Agripina atau akrab disapa Jisel bersama komunitas motor multibrand Oldman Reborn melakukan turing motoran menuju Kota ukir Jepara, Jawa Tengah, dalam rangka mendukung kebangkitan kembali perekonomian bangsa, UMKM dan pengrajin tradisional yang dilakukan dalam sebuah kegiatan wisata bermotor.
Dalam perjalanan kali ini, pemilik akun instagram @Jiselajisel ini ditemani oleh komunitas motor multibrand Oldman Reborn yang beranggotakan 7 orang.
Kali ini Jisel berkesempatan untuk menggunakan motor besutan asal negeri Britania Raya, Inggris, Royal Enfield tipe Meteor.
Sedangkan 7 lainnya menggunakan 2 motor Royal Enfield Classic, 1 motor Yamaha Xmax, 2 motor Yamaha Nmax dan 1 motor Honda ADV.
Kegiatan turing wisata ini diberangkatkan dari Jakarta, 28 Februari 2022, namun lima motor terlebih dahulu di towing dari Jakarta menuju Semarang. Di Semarang kemudian kembali bergabung tiga motor lainnya dan perjalanan ini dimulai dari Kota Semarang menuju Kota Ukir Jepara.
Dalam perjalanan ini, Jisel bersama rombongan meng-agendakan kunjungan ke beberapa destinasi di kota Jepara yang terkenal dengan kerajinan ukiran tradisional yang masih coba dipertahankan.
Namun, Jisel dan kawan-kawan mendapatkan kenyataan yang memilukan bahwa kerajinan ukiran Jepara yang sudah dikenal hingga mancanegara ini tak lagi mampu mencetak generasi penerus sebagai pewaris tradisi yang sudah turun temurun dilakukan.
Minimnya perhatian dari pemerintah terhadap usaha pengrajin tradisional dan umkm ini menjadi salah satu penyebab banyaknya pelaku usaha umkm dan pengrajin harus gulung tikar dan beberapa diantaranya terpaksa membawa pulang peralatan tenun ke rumah dan melanjutkan bekerja dari rumah.
“Keterampilan mengukir kayu jati ini secara perlahan mulai ditinggalkan oleh generasi penerus para pengrajin itu sendiri,” ujar Jisel saat mengungkapkan keprihatinannya kepada tim redaksi.
Secara perlahan, keindahan seni ukir kayu jati ini tidak dapat dipungkiri akan hilang sesuai dengan perkembangan jaman.
Para pengrajin ini juga sudah mulai merasakan kesulitan dalam mendapatkan order, terutama dimasa pandemi covid-19 seperti sekarang ini, belum lagi kesulitan dalam mencari tenaga kerja.
“Penurunan order ini sangat kami rasakan dan lebih berdampak pada kami selaku pengrajin,” ungkap seorang pengrajin dari Anjas Jati Jepara.
Anjas Jati Jepara adalah usaha UMKM yang berlokasi di Senenan, Kecamatan Tahunan, Jepara, merupakan salah satu dari banyak pengrajin yang turut mengalami dampak dari krisis regenerasi pengrajin seni ukir Jepara serta mengalami penurunan order pesanan. Kendala lain yang dihadapi adalah sulitnya mencari tenaga kerja potensial.
Kecenderungan generasi muda yang lebih memilih cara instan dalam memperoleh uang, mereka lebih memilih untuk menjadi buruh pabrik dan kondisi ini semakin memperburuk proses regenerasi.
Selain mengunjungi Pengrajin di Anjas Jati Jepara, rombongan wisata bermotor ini juga berkesempatan melakukan kunjungan ke usaha UMKM pengrajin tenun ikat, Dewi Shinta yang berlokasi di Jl. Bugel Km.2 Rt.01 Rw.05, Pecangaan Jepara.
Kegiatan lain yang mendapat perhatian adalah usaha umkm kerajinan monel, Cahaya Indah Monel yang berlokasi di Gang Gua Kencana, Kriyan, Rt.06 Rw.05, Kalinyamatan, Jepara.
Disamping mengunjungi usaha kerajinan seni ukir Jepara, tenun ikat, dan pengrajin Monel, serta menyaksikan proses pembuatan mebel khas Jepara, Jisel beserta komunota Oldman Reborn juga menyempatkan diri untuk menyaksikan proses pengolahan kopi dan menikmati kopi di Kopi Desa Tempur.
Menanggapi kondisi yang memprihatinkan ditengah bangkitnya perekonomian nasional ini, Jisel mengutarakan harapannya, “Semoga hambatan yang dihadapi oleh para pengrajin ukir Jepara dan pengrajin tenun ikat serta pengrajin Monel ini dapat segera teratasi. Proses regenerasi dapat terus dilakukan, mungkin dengan cara memberikan pengenalan dan pengajaran kepada generasi muda atau anak-anak usia sekolah terhadap keterampilan seni ukir Jepara, tenun ikat dan kerajinan Monel. Memang, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk terus memelihara warisan budaya dari para leluhur yang bernilai seni tinggi ini agar tidak sampai terjadi kepunahan.”
“Sudah waktunya pemerintah dan masyarakat dapat lebih bersinergi dalam menjaga warisan seni dan budaya leluhur bangsa ini,” tandasnya.
Dari penelusuran ke beberapa pengrajin ini didapat fakta bahwa banyak para pelaku oengrajin UMKM yang mulai tergusur oleh perkembangan jaman karena tidak kurangnya minat para generasi penerus dalam melanjutkan usaha yang telah dirintis sejak puluhan tahun silam.
Kecenderungan masyarakat khususnya generasi muda untuk mendapatkan uang secara instan menjadi faktor utama gagalnya proses regenerasi.
Menjadi buruh pabrik tampaknya menjadi pilihan yang menggiurkan bagi generasi muda yang seharusnya menjadi generasi penerus dan melanjutkan tradisi kerajinan yang bernilai seni tinggi ini.
Akankah ada perhatian dari pemerintah untuk membantu perekonomian pengrajin tradisional dan umkm serta menjaga kelestarian seni kerajinan tradisional yang sudah turun temurun ini? Semoga!
Dalam rangkaian perjalanan turing ini, Jisel dan komunitas Oldman Reborn juga tak ketinggalan untuk mengunjungi destinasi wisata sambil menikmati keindahan alam Jepara dan situs bersejarah, diantaranya : Pantai Kartini, Air terjun Songolangit, Gua Manik, dan Benteng peninggalan jaman Portugis – Rolet.
Galeri photo :
***
[Foto: Dok. Jisela Agripina//red-telescopemagz.com//wibz]