Gus Nabil Dukung Riset Herbal untuk Atasi Covid-19
Telescopemagz.com — Anggota Komisi IX DPR, M Nabil Haroen dukung berbagai riset vaksin yang berasal dari rempahan untuk mengatasi Covid 19. Riset rempah-rempahan ini adalah sebagai pintu peluang bagi peneliti Indonesia untuk diakui secara internasional.
“Kami dukung penuh riset vaksin untuk atasi Covid-19, ke depan riset ini bisa dijadikan sebagai obat herbal dan penelitian skala internasional,” kata pria yag akbar dipanggil Gus Nabil ini, Rabu (18/3), di Jakarta.
Menurut politisi dari PDI Perjuangan itu, usaha beberapa lembaga penelitian dan kampus untuk pengembangan penanggulangan Covid-19 sudah dilakukan lembaga riset, antara lain dari kampus UI, IPB, Unair dan beberapa kampus lain.
Ada beberapa hal yang menjadi catatan untuk riset penelitian ini, lanjutnya, antara lain, DPR dukung penuh usaha periset Indonesia untuk saling bekerjasama atasi pandemik Covid-19.
“Sebagai anggota Komisi IX DPR RI, saya ingin sampaikan bahwa Komisi IX mendukung penuh usaha pemerintah melalui instansi terkait, untuk menangani pandemic Covid-19,” katanya.
Pemerintah Indonesia, lanjut Gus Nabil juga harus berkoordinasi dengan WHO, untuk langkah strategis penanggulangan krisis Covid-19. “Kami sangat mendukung langkah-langkah pemerintah yang terbaik bagi bangsa Indonesia,” tambahnya.
Saat ini dana penelitian untuk vaksin masih belum dikeluarkan pemerintah. Ia mengatakan masih dalam proses tahapan teknis. Pasalnya, regulasi keuangan dari Kementerian Keuangan tidak akan sembrono untuk mencairkan anggaran.
Ke depan pemerintah Indonesia harus mendorong kebijakan untuk riset-riset herbal dalam jangka menengah dan panjang.
Tambahan dana riset
Menurut Gus Nabil, DPR telah menyetujui tambahan peningkatan dana riset sebesar Rp 5 triliun untuk tahun ini, dari sebelumnya Rp 950 miliar, menjadi total Rp 5.95 triliun. Bahkan, ada rencana untuk menambah anggaran dana abadi riset hingga Rp 30 triliun hingga 2024.
“Kita punya resources, punya suntikan anggaran, jaringan, ribuan SDM Indonesia baik yang ada di negeri ini, maupun yang sekolah atau bekerja di internasional. Kami mendorong agar riset-riset keanekaragaman hayati ditingkatkan porsi dan prioritasnya, jangan sampai kita impor sekitar 90 persen obat seperti beberapa tahun terakhir. Kita harus mengolah khasanah rempah-rempah kita untuk produksi obat herbal dalam skala yang lebih luas,” katanya..
Menurutnya, perlu ada regulasi yang ketat soal pencairan dana ini, agar ada satu komando dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Nah, dalam situasi krisis seperti ini memang harus ada langkah cepat dan terobosan, agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana yang lebih besar. Soal anggaran itu bukan satu-satunya tantangan. Justru yang penting saat ini, adalah mendorong konsorsium riset,” tegas Gus Nabil yang juga Ketua Umum PP Pagar Nusa NU.
“Jangan sampai ada tumpang tindih soal riset ini antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Dikti. Nah, dengan Konsorsium itu nantinya akan ada tim yang melibatkan lintas kementerian, periset dari kampus-kampus dan lembaga penelitian, serta dari industri farmasi, dan dari BUMN juga. Dari proses awal dan akhir hanya ada satu pintu. Satu tim, satu kebijakan,” ujarnya.
Semuanya, sebut Gus Nabil, dalam proses yang sesuai dengan kebijakan. Ada yang dijadikan skala prioritas, ada jangka pendek, menengah dan panjang. Sementara Covid-19 jenis baru dan semua negara sedang dalam proses riset.
“Masing-masing berusaha menyelesaikan tantangan untuk kebaikan warganya. Pemerintah Indonesia juga dalam tahapan itu.”
Pihaknya juga mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh dengan ramuan tradisional.
“Kita punya khasanah rempah-rempah yang sangat kaya manfaat, baik dari sisi medis maupun ekonomi. Warga kita membuat ramuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari jahe, kunyit, dauh serai. Kita harus apresiasi itu,” ujarnya.
Selain itu, ada lagi penelitian yang menyatakan jambu biji, kulit jeruk bermanfaat untuk penyembuhan pasien Covid-19.
Ke depan pemerintah Indonesia harus mendorong kebijakan untuk riset-riset herbal dalam jangka menengah dan panjang.
Pewarta : Husnie
Editor : Ari