Film Women from Rote Island : Simbol Perlawanan Atas Kekerasan Seksual
Jakarta, Telescopemagz.com– Film Women from Rote Island ( Perempuan Kelamin Berdarah, red) ini kembali menyedot perhartian publik insan film.Pasalnya pihak panitia Oscar Indonesia merekomendasikannya masuk dalam nominasi Oscar lantaran film dengan yang menampilkan issues kekerasan seksual dan diskriminasi.Film peraih 4 penghargaan piala citra di Festival Film Indonesia, yakni : Film dengan cerita Panjang terbaik, Sutradara terbaik, penulis scenario asli terbaik dan Pengarah Sinematografi terbaik ini akhirnya dilirik di kancah nominasi Oscar international.
Film yang mempunyai judul asli Perempuan Kelamin Berdarah ini bukti bahwa issues ini menjadi perhatian semua pihak, film yang membawa issues kekerasan seksual dan diskriminasi ini layak di apresiasi. Umumnya kasus kekerasan seksual korbannya mengalami trauma psikis yang mendalam . Menurut data dari komnas Perempuan tercatat 32.682 kasus kekerasan pada Perempuan terjadi sepanjang tahun 2024.Dan data dari Simfoni Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak angka 8.674 kasus kekerasan seksual merupakan angka yang tertinggi.
Perempuan dari Pulau Rote adalah film drama Indonesia tahun 2023 yang ditulis dan disutradarai oleh Jeremias Nyangoen dalam debut penyutradraannya. Film ini ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Busan ke -28 pada 7 Oktober 2023. Dan juga termasuk film terbaik dan Sutradara Terbaik untuk Nyangoen. Film ini dipilih sebagai perwakilanIndonesia untuk Film Fitur Internasional Terbaik di Academy Award ke 97.
Kisah film ini menceritakan kehidupan Martha, yang juga terjadi disana hingga kini tentang kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Permasalahan moralitas kemanusiaan seorang pekerja migran illegal yang bekerja di negeri Malaysia adalah sebuah realitas sosial apa adanya terjadi di kampung halamannya. Setelah kembali ke kampung halamannya di pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, untuk menghadiri pemakaman ayahnya yang sebelumnya berwasiat dikuburkan setelah Martha putri sulungnya kembali. Sementara itu, ia harus menghadapi traumanya sendiri setelah mengalami kekerasan seksual di tempat kerjanya dan juga di kampung halamannya.Ibunya bernama Orpa menjadi single parent dan harus mendapat diskriminasi di kampungnya yang memiliki adat yang harus dilakukannya dengan mengikat rantai di kaki Marta. Dari film ini ada pesan bahwa stop kekerasan kemanusiaan, karena mereka akan mengalami trauma berat setelahnya. (Teks : Eka/Foto : dok)