Fashion Show Sanggar Humaniora: Transformasi Limbah Menjadi Karya Kreatif yang Memukau
Bekasi, Telescopemagz.com | Pada Minggu (25/02/2023), Sanggar Humaniora Kota Bekasi menggelar acara Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan yang dipenuhi dengan warna-warni Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang. Acara ini bukan hanya menjadi panggung bagi keindahan busana, tetapi juga merupakan upaya nyata dalam mengelola limbah dengan kreatifitas yang luar biasa.
Perancang busana daur ulang Wiwiek Poengki dari Kota Yogyakarta menyatakan, “Busana daur ulang bukan hanya solusi bagi masalah limbah, tetapi juga merupakan ladang baru untuk inovasi kreatif.” Wiwiek Poengki mempersembahkan dua modelnya, Nabila Kezia Ratna Dewanti dan Ruth Chatarina Della Baylon, yang berhasil meraih Juara 1 dan 2 untuk kategori umum Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang.
Acara ini juga menjadi wadah bagi para pemuda-pemudi berbakat dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi untuk menampilkan kekreatifan mereka dalam menciptakan busana dari limbah. Melalui Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang, kostum-kostum unik dan kreatif berhasil diciptakan, menginspirasi orang-orang untuk melihat sampah sebagai sumber potensial bagi karya seni.
Inspirasi dari menumpuknya sampah-sampah dan rongsokan yang dikumpulkan para pemulung binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, menjadi latar belakang kegiatan ini. Dengan sekitar 229 pemulung menjadi warga binaan lembaga nirlaba tersebut, kegiatan ini bukan hanya memamerkan karya seni, tetapi juga memberikan pesan penting tentang kesadaran lingkungan.
Menyadari kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, Sanggar Humaniora mencoba untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam menyelamatkan bumi dengan mengurangi limbah melalui seni pertunjukan. Melalui Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang, peserta dan penonton diajak untuk memahami betapa pentingnya menjaga lingkungan, serta bagaimana limbah bisa diubah menjadi karya yang memikat.
Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Eddie Karsito, menekankan perlunya kesadaran akan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas industri. Dengan mengedukasi anak-anak Indonesia melalui empat pilar budaya; Cinta Bersih, Cinta Sehat, Cinta Tertib, dan Cinta Keindahan, diharapkan generasi mendatang dapat lebih peduli terhadap lingkungan.
Selain Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang, Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung juga menampilkan beragam kegiatan seni lainnya seperti lomba mewarnai dan melukis, pameran lukisan, serta seni pertunjukan musik dan lenong remaja. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa seni memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan mengedukasi masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup.
Dengan mengkontruksi benda-benda milik pemulung menjadi karya seni instalasi yang penuh makna, Kenduri Urban Humanity – Refleksi Kehidupan Pemulung menghadirkan perspektif baru tentang keberadaan sampah dan pemulung dalam masyarakat. Melalui kolaborasi antara seniman dan pemulung, acara ini berhasil menunjukkan betapa pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai peran setiap individu dalam proses tersebut.
Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, melalui Sanggar Humaniora, telah membuktikan komitmennya dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan dan kemanusiaan. Dengan berbagai kegiatan yang mereka selenggarakan, termasuk membantu pemulung dan menyantuni kaum dhua’fa, mereka telah menjadi contoh bagi masyarakat dalam berbuat baik dan menginspirasi untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.