Akademisi Kampus Bantah Gempa Sukabumi Diakibatkan Pengeboran Geothermal
Telescopemagz.com — Pakar geothermal, Ali Ashat, yang juga dosen Teknik Panas Bumi Kampus ITB Bandung, ikut bicara menanggapi gempa Sukabumi yang baru terjadi Selasa (10/3/2020) lalu. Saat gempa yang terjadi pada pukul 17.18 WIB itu dengan kekuatan magnitudo 5.0, sebagian masyarakat sekitar area geothermal Gunung Salak mengaitkannya dengan kejadian gempa Sukabumi.
“Tidak pernah pengeboran geothermal menyebabkan gempa, yang terjadi di Sukabumi kemarin diperkirakan adanya pergeseran sesar Citarik,” katanya, Kamis (12/3/2020).
Pendapat lain juga disampaikan Abdulrokhim, pakar geologi, Fakultas Geologi, Unpad Bandung. “Rasanya kok gak mungkin ya (red-pengeboran menyebabkan gempa). Gempa vulkanik juga kan dari dapur magma, pengeboran hanya di dangkalnya.”
Tanggapan senada perihal gempa yang terjadi di Sukabumi karena proses pengeboran geothermal di Gunung Salak juga disampaikan Bambang S. Jagakarsana, seorang pengamat energi.
Menurut Bambang, pengeboran geothermal dan migas tidak pernah menyebabkan gempa bumi. “Gak ada teorinya itu di kampus selama saya belajar migas dan panas bumi,” tegasnya.
Ia mengatakan, adanya pendapat demikian karena kurangnya edukasi perihal industri kepanasbumian. “Kurangnya edukasi tentang industri panas bumi kepada masyarakat, bisa menyebabkan salah kaprah seperti itu. Di sinilah pentingnya peran para ahli geothermal dan masyarakat kampus dalam memberikan pemahaman dan keilmuannya yang benar untuk kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya.
Pewarta: Budi
Ediror: Ari