The Wild Robot : Kisahnya Enak Dicerna dan Banyak Filosofi Kehidupan Saat Ini

 The Wild Robot : Kisahnya Enak Dicerna dan Banyak Filosofi Kehidupan Saat Ini

Jakarta, Telescopemagz.com – Film ini sepertinya memberikan pesan untuk semua kalangan. Peter Brown sebagai penulis sekaligus Illustrator ketiga buku bergambarnya menyampaikan sebuah fenomena ‘yang sangat menakutkan’ di dunia saat ini dengan munculnya teknologi AI (Artificial Intelligence) atau  kecerdasan buatan dapat berdampak negatif. Tidak hanya untuk anak kecil saja, namun kalangan dewasa dapat belajar dengan ceritanya. Tak diragukan lagi project animasinya di garap oleh Dreamwork Animation.

Dalam ceritanya, Roz terdampar di sebuah pulau yang penuh dengan hewan. Saat mencoba menjelajahi rumah barunya, ia segera menyadari bahwa ia harus mempelajari keterampilan bertahan hidup dari penghuni liar pulau itu. Tanpa sengaja menghancurkan sarang telur angsa, Roz akhirnya menjadi ibu angkat bagi anak angsa Brightbill, dan tiba-tiba bertanggung jawab atas kehidupan lain juga. Meskipun Roz tidak merasakan emosi, ia telah dirancang untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin, dan membesarkan anak angkatnya membutuhkan berbagai macam keterampilan. Kondisi ini mirip sekali dengan perkembangan teknologi AI saat ini.

Disini  Peter sang penulis mulai melakukan riset, mencari tahu tentang robotika, kecerdasan buatan, dan perilaku hewan – hal-hal yang menarik. ‘Ide-idenya sangat menarik ditambah lagi ia menemukan hubungan aneh antara ide-ide yang tampak sangat berbeda, hampir berlawanan. Dengan cepat sang penulis menyadari betul bahwa ada banyak hal penting dalam cerita ini.  Bahkan  ingin membiarkannya mengalir dan melihat ke mana cerita itu membawa saya.’ Kisah Peter memang mendorong berbagai macam ide – tentang kecerdasan emosional, tentang jenis keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dengan baik di masyarakat, keterampilan yang hanya dapat dipelajari dari makhluk hidup lainnya. Untuk memberikan keadilan pada cerita tersebut, Peter menyadari bahwa ia harus menulisnya sebagai sebuah novel.

Dalam sebuah wawancara, Peter Brown mengatakan,”Saya mengulur waktu karena tidak ingin melepaskan karier buku bergambar yang cukup sukses untuk menulis novel anak-anak yang buruk! Dia  pikir satu-satunya alasan yang layak untuk menghentikan momentum yang telah saya ciptakan dalam karier buku bergambar saya adalah untuk melakukan sesuatu yang menarik dan berharga.’ Dia senang meluangkan waktu, baik dalam riset maupun dalam menyusun ceritanya, untuk membuatnya benar: ‘Hal yang penting tentang menulis untuk anak-anak tentu saja adalah bahwa semuanya harus diringkas menjadi bentuk yang cukup mudah dicerna oleh anak muda – hal itu benar-benar memaksanya untuk memahami pokok bahasannya. Saya harus mengetahui versi yang rumit dan menemukan cara untuk menyederhanakannya.’ungkapnya.

Dengan kolaborasi yang baik secara bobot cerita dan visulisasi, film ini sangat baik di jadikan tontonan yang tak habis oleh waktu. Dalam waktu puluhan tahun pun, cerita film ini masi sangat relevan. Film ini pun menggugah emosi, terlebih melibatkan banyak hewan, yang memang sepertinya beberapa tahun ke belakang ini banyak manusia mulai sadar dan terhubung dengannya. Wild Robot lebih ‘seru’ ketimbang Wall-E, tapi memang agak sedikit berbeda sudut pandang, yaitu ada manusianya. Di Wild Robot murni koneksi robot dan hewan-hewan. Feels nya dapet, ditambah story bagus sesuai dari adaptasi novelnya karya Peter Brown, kualitas animasi tidak perlu di ragukan lagi dari DreamWorks Animation. Intinya film ini  layak sangatlah layak ditonton untuk semua kalangan.

Teks : Eka C Herlambang ; Foto : Dreamwork Animation

Fajar Irawan

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *