Sena Wangi Gelar Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia Tahun 2020
Telescopemagz.com – Sebagai seni pertunjukan asli Indonesia, Wayang menjadi salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol diantara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang.
Namun, meski budaya wayang terus berkembang dari zaman ke zaman, di era digital kini, Wayang memang harus terus berjuang agar eksistensinya tetap terjaga. Bahkan Wayang sebagai sumber nilai dan jati diri bangsa memang harus terus berinovasi agar seni tradisi yang menjadi media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan ini bisa tetap bertahan ditengah perubahan masyarakat modern yang sudah terdigitalisasi sekaligus tetap menjadi tontonan yang juga mampu menarik minat generasi milenial.
Guna menjawab tantangan tersebut sekaligus dalam rangka mempertahankan eksistensi budaya bangsa, khususnya wayang yang menjadi konsen Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI), maka digelarlah “Rapat Koordinasi Organisasi Pewayangan Indonesia” yang dihelat di ruang sarasehan Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, Selasa (10/03/2020).
Lewat RaKor Organisasi Pewayangan Indonesia tersebut juga mengemuka berbagai pandangan dan harapan, yang mana diantaranya adalah harapan agar para penggiat seni pedalangan dapat menawarkan cara atau prosedur baru untuk merumuskan wayang berstandar multi level.
Ketua Umum SENA WANGI, Drs Suparmin Sunjoyo mengatakan, di era milenial saat ini, salah satu tantangan terbesar mereka adalah bagaimana cara menanamkan kecintaan seni pertunjukan wayang kepada generasi milenial. “Saat ini, jarang anak muda yang betah menyaksikan pertunjukan wayang berjam-jam seperti jaman muda saya. Apalagi jika pertunjukan itu berlangsung hingga pagi hari,” ujar Suparmin kepada media usai pembukaan Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia.
Suparmin menambahkan “Karena itu kita harus punya strategi bagaimana agar generasi muda kita menyukai pertunjukan wayang. Kemasannya mau tak mau harus disesuaikan dengan era kekinian,” katanya
Karenanya, pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai ajang kumpul dan mencari strategi dan cara agar seni ini tak kehilangan peminat, khususnya dari anak muda.
Meski perlu mengkolaborasi dengan unsur modern, seperti digitalisasi wayang, namun bukan berarti wayang klasik dengan pakemnya harus dihilangkan. Karena semua ada pasarnya, masing-masing punya sekmen.
“Untuk bisa diterima generasi muda memang kita perlu terobosan, seperti digitalisasi wayang dengan cerita yang lebih simpel dan kekinian. Unsur-unsur modern bisa dimasukkan di pertunjukan wayang. Meski ada usaha menggabungkan unsur modern, tapi kita juga tetap harus menghadirkan wayang dengan kemurniannya dan tetap mempertahankan pakem-pakemnya. Karena ini juga ada peminatnya. Jadi kita jalani saja semuanya. Masing-masing tetap jalan dengan sekmen yang dimilikinya” kata Suparmin.
Sementara Humas SENA WANGI, Eny Sulistyowati mengatakan Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia tahun 2020 kali ini mengambil tema ”Bergerak Bersama Memajukan Wayang Indonesia”. Karenanya, dibutuhkan kerjasama kuat antar stakeholder pewayangan.
“Kita juga butuh suport pemerintah untuk mempromosikan ke manca negara. Seperti nanti di bulan Juni kita akan ke tiga kota Eropa, Bled (Slovenia), Vienna Velden (Austria) dan Trieste (Italy). Untuk yang di Italy kita masih butuh konfirmasi lagi,” jelas Eny.
Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia tahun 2020, menghadirkan organisasi-organisasi pewayangan, sanggar/komunitas wayang, lembaga pendidikan seni yang terkait dengan pewayangan, museum maupun dinas pemerintah yang peduli pada pelestarian wayang Indonesia.
Tampak hadir diantaranya perwakilan dari SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), APA (ASEAN Puppetry Association) Indonesia, UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia).
Selain itu juga hadir perwakilan dari sanggar-sanggar terkemuka dari seluruh Indonesia, antara lain; Sanggar Budaya Rumah Cinta Wayang, yang dipimpin Dwi Woro Retno Mastuti.
Sementara narasumber dan tokoh yang hadir antara lain Kuat Prihatin, S.Sos.,M.M (Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI); Drs. H. Solichin (Ketua Dewan Kebijakan SENA WANGI); Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI; Sumari, S.Sn (Sekretaris Umum SENA WANGI); Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI); Kondang Sutrisno (Ketua Umum PEPADI); Hari Suwasono (APA Indonesia); Dubes Samodra Sriwidjaja (Ketua Umum UNIMA Indonesia); Prof. Teguh Supriyanto (Guru Besar Sastra Universitas Negeri Semarang); Dr. Sri Teddy Rusdy, SH M.Hum (Akademisi); Mohamad Sobary (Budayawan) serta Romo F.X. Mudji Sutrisno (Budayawan dan Akademisi). (Fajar) | Foto: Buyil & Dok. Sena Wangi