Mahasiswa UIN Malang, Ciptakan KAVi Alat Kabut Anti Virus 

 Mahasiswa UIN Malang, Ciptakan KAVi Alat Kabut Anti Virus 

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Jawa Tengah, menciptakan alat deteksi virus, atau KAVi. (Foto : Ist)

Telescopemagz.com – Setelah mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, memperkenalkan SICO atau Sikat Corona, kini Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang (UIN Malang),  Jawa Tengah, juga mengenalkan alat serupa.

Kabut Anti Virus atau KAVi, adalah alat berupa ruangan kecil cukup untuk dimasuki satu orang yang digunakan untuk sterilisasi secara menyeluruh dari kepala hingga kaki dari paparan Covid-19.

Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr  Isroqunnajah, penamaan KAVi diambil dari isim fa’il kata ‘kaafii’ yakni ‘kaafi’. Secara denotatif, kata itu berarti mencukupi atau memenuhi. KAVi juga diambil dari akar kata ‘kaffa’ yang berarti sesuatu yang menolak.

“Sehingga jika dimaknai, KAVi ini berarti sesuatu yang cukup untuk menolak virus,” ungkap Gus Is, sapaan akrabnya, Rabu (25/3/2020).

Penamaan ini sekaligus sebagai doa, juga ikhtiar yang dilakukan UIN Malang untuk memutus penyebaran Covid-19.

Ditambahkan Rektor UIN Malang Prof  Dr Abdul Haris, M Ag,  bilik KAVi sangat menghemat untuk penggunaan cairan sanitizer.

“Untuk sekali penyemprotan di seluruh tubuh, tidak butuh banyak cairan namun sangat merata. Pasalnya, KAVi tidak dalam bentuk spray melainkan uap yang berpartikel sangat kecil. Alat ini pun sangat efektif, mudah, dan yang pasti murah,” jelasnya.

Pembuatan alat ini menurut Wakil Rektor Bidang AUPK Dr  Ilfi Nurdiana, membutuhkan bilik kecil, humidifier yang telah dimodifikasi untuk mengubah air menjadi kabut, selang penghubung humidifier ke bilik, dan cairan sanitizer berkadar alkohol 70% sebanyak 1 liter.

“Cara kerja KAVi sangat mudah. Selama selang penghubung dipasang dengan baik, maka humidifier bisa dinyalakan. Dengan begitu, kabut dari sanitizer akan masuk dan memenuhi bilik. Satu liter cairan sanitizer bisa digunakan selama 5 hingga 7 jam,” pungkasnya.

 

Pewarta: Budi

Editor: Ari

ibnu

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *