Komite investigasi Negara Nyatakan Urgensinya Angkatan Ciber dan Peran Investigasi di NKRI

 Komite investigasi Negara Nyatakan Urgensinya Angkatan Ciber dan Peran Investigasi di NKRI

Jakarta, Telescopemagz | Komite Investigasi Negara Republik Indonesia (KIN RI) menilai perkembangan dan kemajuan IPTEK saat ini mendorong setiap negara untuk bergerak aktif dalam melindungi kepentingan nasionalnya. Mereka berusaha membentengi negara dari berbagai ancaman baik militer dan nonmiliter dalam upaya mewaspadai perang baik fisik dan non fisik. Setiap negara berlomba memberikan proteksi bagaimana tercapainya ketangguhan dan keamanan nasional terhadap upaya negara lain yang berusaha melemahkan kedaulatan sebuah negara.

Ancaman itu semakin bertambah dengan menguatnya tekanan global seperti ancaman virus covid-19, ancaman perang teknologi berbasis kecerdasan buatan dan keamanan data, proxy war dan penggunaan instrumen sipil untuk mendukung upaya pelemahan sebuah negara. Kekuatan digital mencakup banyak sektor seperti penggunaan teknologi dalam perang, infiltrasi media sosial dalam memecah belah bangsa (hoax, ujaran kebencian dan informasi menyesatkan), pemanfaatan teknologi untuk mencuri data penting dan strategis sebuah negara dan upaya pelemahan ketahanan teknologi dalam negeri dengan membiasakan ketergantungan kepada negara besar yang memiliki kemampuan teknologi lebih baik.

Dewasa ini, salah satu ancaman yang harus diwaspadai adalah bagaimana sebuah negara menghadapi tekanan militer dan nonmiliter di darat, laut dan udara yang meliputi gangguan teknologi dan infiltrasi melalui pelemahan produk regulasi. Kita menghadapi upaya serangan cyber di darat, laut dan udara serta ancaman perang fisik sebagai akibat perlombaan dua kutub besar negara super power dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok. Setelah ancaman perang dingin mereda, kita dipersaksikan ancaman perang Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi geopolitik global. Kekuatan negara besar itu ikut mendorong terganggunya ketahanan nasional sehingga berpotensi besar melemahkan Indonesia di berbagai sektor lingkungan strategisnya.

Masuknya teknologi kekinian seperti metaverse, kecerdasan buatan, teknologi big data dan robotik yang menjadi gejala internasional di satu sisi memiliki keuntungan mempermudah kerja dan aktivitas manusia agar efektif dan efisien. Tetapi muncul pula potensi ancaman dengan masuknya teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperlemah karakter bangsa, , kejahatan Ciber antar negara dan dorongan memperlemah kedaulatan negara. Salah satu bentuk yang harus diwaspadai dan membayangi Indonesia adalah pelemahan regulasi teknologi menjadi lebih longgar sehingga mempermudah intervensi asing dengan kecanggihan teknologi mengganggu kedaulatan sosial, politik dan ekonomi Indonesia.

Di Indonesia, mendekati tahun politik, ancaman persaingan politik ikut dipengaruhi isu digitalisasi, perubahan lanskap sosial budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dalam negeri yang berusaha tumbuh pasca pandemi, dan melemahnya ideologi Pancasila di tengah gempuran ideologi transnasionalisme. Digitalisasi membuat manusia mulai mengalami pergeseran mindset dan hidup dalam dunia maya sehingga mengurangi tingkat kolektivitas antar anak bangsa dan melemahkan kohesivitas sosial yang akan berdampak kepada berbagai upaya menggeser karakter manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila. Perubahan kultur ikut mempengaruhi kemajuan ekonomi yang saling mempengaruhi dimana lemahnya daya beli menghasilkan banyak transaksi ekonomi illegal yang berdampak kepada kriminalitas dan pelanggaran hukum di masyarakat. Sementara ideologi Pancasila seringkali dirasakan mulai melemah di masyarakat selain kurang massifnya sosialisasi nilai keteladanan Pancasila juga pengaruh teknologi yang menggerus keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila.

Ancaman sektor sosial budaya hadir melalui kerapuhan institusi sosial, konflik sosial dan disintegrasi bangsa akibat polarisasi politik, ujaran kebencian dan berita bohong yang marak beredar belakangan ini. Kita juga menghadapi maraknya perkembangan kecerdasan buatan dan media sosial yang terus berevolusi secara cepat sehingga meninggalkan potensi dan ancaman terhadap ketahanan nasional. Kita perlu terus mempelajari pola ancaman dan gangguan teknologi sebagai upaya mengantisipasi dan mengurangi potensi dampak negatif dari percepatan teknologi di Indonesia. Sebagai bangsa yang besar, upaya preventif ditujukan buat mencegah agar dampak teknologi tidak mengarah kepada unsur negatif yang melemahkan kedaulatan bangsa Indonesia dan mengganggu stabilitas pertahanan dan keamanan nasional .

Untuk itu, Seluruh komponen bangsa Mendukung upaya negara untuk pulih dan bangkit melalui dukungan regulasi yang berdampak kepada kehidupan sosial ekonomi masyarakat juga mendapatkan tantangan yang tidak mudah akibat tekanan kelompok kepentingan. Ancaman berkurangnya produksi pangan akibat perubahan iklim turut mendorong Indonesia untuk menciptakan ketahanan pangan melalui penyediaan lahan di Indonesia untuk ditanami pangan untuk menyelamatkan kehidupan manusia Indonesia. Sektor keuangan, percepatan informasi dan teknologi keuangan meninggalkan persoalan baru digitalisasi dunia perbankan untuk ikut menghidupkan gerakan menstimulus ekonomi nasional. Kondisi lingkungan strategis baik dalam dan luar negeri di atas jelas membutuhkan adanya komite investigasi baik darat, laut dan udara untuk ikut menjawab kebutuhan praktis di Indonesia dalam menghadapi ancaman dan gangguan yang ada agar tidak melemahkan negara kesatuan republik Indonesia.

Menjawab tantangan digital dan teknologi yang ada, Komite Investigasi Negara RI Mendorong Pemerintah bahwa diperlukan penguatan ketahanan teknologi dan ideologi bangsa dengan membentuk tentara Angkatan siber di Indonesia

Sebagaimana Usulan Lemhanas RI, dan Komite Investigasi berbasis teknologi. Bagaimanapun teknologi sejatinya tidak boleh mendegradasi peran manusia dan mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia. Dan ,Adanya teknologi sebagai instrument strategis kehidupan bangsa harus diantisipasi dan dipikirkan dalam aspek ancaman dan gangguan yang ada dan berpotensi terus bermunculan di masa mendatang. Tentara siber dibentuk sebagai upaya menjaga ketahanan teknologi sekaligus mendukung peran negara melalui Investigasi dan Tentara Nasional Indonesia dalam mencapai kepentingan nasional dan tujuan bernegara..

KIN RI Sangat yakin Bahwa dibawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Ketahanan dan Pertahanan di semua aspek akan menjadi program prioritas ,dan semakin kuat.

Adapun DPP KIN RI, dipimpin oleh Jenderal TNI Purn Tyasno Sudarto, Marsdya TNI Purn Wresniwiro, Brigjen TNI Bambang Saiful Basri, Drs Agus Setyo Budiman, dan M Arief Nur Cholis. Sedangkan Infokom KIN RI terdiri dari Saiful SH, Inggar Saputra M,si, M Hadad, dan Fajar Irawan , (KIN RI / Fajar)

Fajar Irawan

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *