IDAI : Perlu Transparansi Data Agar Diagnosis pada Anak Terduga Covid-19 Tak Meleset

Foto : Ist
Telescopemagz.com – Menanggapi adanya anak yang sudah terjangkit Covid-19, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon) memberikan pernyataannya kepada media, Senin (16/3/2020).
Dr Aman meminta adanya transparansi data mengenai hasil tes dan cluster pasien Covid-19 dan perlu ada kesamaan batasan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), guna menegakkan diagnosis pasti pada anak yang dicurigai mengidap COVID-19.
“Diperlukan penelusuran yang pasti untuk dapat mengetahui dengan jelas sumber penularan penyakit tersebut pada anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia mengusulkan partial lockdown, setidaknya untuk kawasan Jabodetabek karena sudah diketahui banyak kasus dan sudah ada yang meninggal,” tegasnya.
Perwakilan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Anak IDAI, Dr. Darmawan B. Setyanto, Sp.A(K) menyatakan bahwa, infeksi penyakit ini mirip dengan selesma atau common cold dengan gejala seperti batuk, pilek, dan demam sehingga menyulitkan dokter untuk dapat menegakkan diagnosis pasti Covid-19 tanpa adanya kejelasan sumber penularan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Dr Aman bahwa diperlukan adanya transparansi data mengenai ODP, dan PDP yang saat ini ada di masyarakat. Kejelasan mengenai batasan ODP dan PDP sangat diperlukan agar tatalaksana yang dilakukan sesuai dengan keadaan terkini.
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, DR. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), menyatakan bahwa, infeksi ini menyebar dengan cepat dan diperlukan adanya self-isolation yang sempat dibahas oleh Dr Aman untuk turut diterapkan pada anak.
Semua dokter harus siap untuk menerima semua pasien dan dokter harus mampu mengenali dan membuka pedoman kembali, agar dapat melakukan tatalaksana yang tepat.
Beliau juga menyatakan bahwa dokter harus dapat menjaga diri agar tetap sehat, serta keterlibatan laboratorium, sehingga mudah dalam menegakkan diagnosis dan data real-time dapat terkumpul dengan baik.
Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Bidang 3 PP IDAI dan konsultan tumbuh kembang – pediatri sosial juga menyampaikan, bahwa perilaku hidup bersih sehat diperlukan untuk dapat mencegah penyebaran infeksi penyakit ini. Mengetahui etika batuk dan bersin merupakan sebuah keharusan, serta cuci tangan sebelum makan dan sesudah adanya kontak dengan cairan tubuh.
Nutrisi yang baik juga diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Sekolah yang ditutup harus dimanfaatkan untuk anak beristirahat dengan sebaik mungkin untuk tinggal di rumah, dan bukan untuk berjalan-jalan ataupun mengunjungi kakek-nenek yang rentan terinfeksi.
Pewarta : Edi
Editor : Ari