Group Musik Gema Santri Darussalamah Tebar Dakwah Lewat Musik Religi
Jakarta, Telescopemagz | Gema Santri Darussalamah (GSD) merupakan grup musik beraliran religi Islam yang didirikan oleh KH Imam Sibawaih SHi, Msy alias Gus Baweh, salah satu putra dari KH Ahmad Shodiq, pendiri Pondok Pesantren Salafiah Darussalamah (PPSD), Desa Braja Dewa, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.
Menjadi kebanggaan PPSD, Aransemen musik dan vokalis GSD berasal dari santri putra-putri Pondok Pesantren Salafiah Darussalamah itu sendiri.
Sebagai group musik Religi, GSD memiliki ciri khas tersendiri, yaitu bernuansa pesantren, yang mana syairnya adalah tentang dakwah, ilmu, sejarah dan sholawat. Sementara lagu lagunya ada versi sholawat, campur sari, EDM, dan lainnya.
“Ditambah paduan aransemen musiknya yang apik, hingga bisa diterima oleh semua kalangan, baik kalangan santri, pelajar, para musisi, kalangan milenial, dan lainnya,” ujar Saiful SH, salah satu murid dan pelopor berdirinya GSD tahun 2005 yang juga menjabat selaku Direktur PT BNN, Selasa (15/12/2020), di Jakarta.
Ponpes Salafiah Darussalamah sendiri didirikan pada tahun 1963 oleh seorang ulama kharismatik, seorang pejuang yang istiqomah yaitu KH Ahmad Shodiq.
KH Ahmad Shodiq juga merupakan Mursyid Thariqah al-Qadiriyyaah wa al-Naqsabandiyyah, juga sebagai Mustasyar/Penasehat PBNU.
Ponpes Salafiah Darussalamah yang didirikan oleh KH Ahmad Shodiq sudah mencetak beberapa ulama dan kyai yang memiliki lembaga pendidikan formal dan atau non formal di berbagai wilayah di Indonesia.
KH Ahmad Shodiq juga memiliki ribuan jamaah thoriqoh dari berbagai propinsi di seluruh Indonesia, bahkan ada yang dari beberapa negara di Asia.
KH Ahmad Shodiq, sejak muda sudah memiliki jiwa berjuang mempertahankan keutuhan Bangsa dan Negara. Pria yang lahir dari pasangan Tarmuji dan Situn pada 18 Juli 1927 di Kampung Jatisari, Kecamatan Kepung Kawedanan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini, sejak remaja telah ikut berjuang dan bergabung menjadi tentara Gerakan Pemuda Islam dalam menumpas penjajahan Belanda.
Pada tahun 1948, keberanian KH Ahmad Shodiq mampu memukul dan membuat tentara Belanda kocar kacir. Salah satunya, pada malam 11 Juli 1948. Saat itu satu-satunya pasukan yang berani memasang ranjau di markas dan lintasan tentara Belanda adalah seorang pemuda bernama Ahmad Shodiq.
Ranjau tersebut dipasang sendiri olehnya, dan tepat 12 Juli 1948 perjuangan Ahmad Shodiq tak sia-sia. Tentara Belanda banyak yang terkena ranjau, dan puluhan tentara Belanda meninggal terkena ranjau tersebut. Dalam sejarah panjang pada tahun 1949, rangkaian peristiwa itu lebih dikenal dengan Agresi Belanda.
Ulama Kharismatik KH Ahmad Shodiq yang beristrikan Saminah asal Plongkowati, Way Jepara, serta dikaruniai 6 orang anak ini, wafat pada hari Jumat, 13 Juli 2018.
“KH Ahmad Shodiq merupakan ulama dan sahabat dekat Gus Dur. Keduanya adalah ulama yang memiliki istiqomah dan karomah, serta ilmu yang luas. Semoga fatwa ilmu yang diberikan oleh almarhum KH Ahmad Shodiq menjadi ilmu yang bermanfaat,” pungkas Saiful SH. (Fjr) Foto: Dok. PPSD