Ancaman Predator Seks Di Balik Viral Bom TikTok

 Ancaman Predator Seks Di Balik Viral Bom TikTok

Telescopemagz.com-TikTok telah menyebar seperti layaknya “api” yang cepat menjalar di digital, menjaring lebih dari 1,5 miliar pengguna sejak diluncurkan secara global tiga tahun lalu , termasuk jutaan pengguna di Inggris. Platform media sosial yang paling cepat berkembang di dunia menunjukkan klip pendek sinkronisasi bibir ke lagu atau memamerkan gerakan dansa. Tetapi  ada sisi yang jauh lebih menyeramkan dan mengancam pengguna khususnya anak dan remaja Anda.

Ini menjadi magnet bagi para pedofil dan jadi sarang untuk konten kekerasan dan ekstremis dengan predator TikTok. Aplikasi ini dikhawatirkan akan mengeksploitasi basis pengguna muda platform dan lemahnya keamanan untuk memangsa korban yang rentan.

Dari penelusuran tentang aplikasi TikTok, seperti dilaporkan Sean Keach, Editor Teknologi dan Sains Digital saat mewawancarai  Caroyln Bunting, CEO Internet Matters, dalam situs The Sun (25/2/2020), aplikasi ini sering mengundang orang untuk iseng melakukan prank yang membahayakan, klip seksual dan memancing kelompok pedofil yang memangsa anak-anak muda. Klip seksual bisa menjadi area yang mudah ditemukan pedofil hanya dalam beberapa menit saja.

“Kami telah melihat anak-anak muda yang “dirawat” di TikTok, sementara anak-anak lain mengambil keuntungan dari gadis-gadis muda memposting konten seksual mereka sendiri di platform. Itu mengkhawatirkan di situs yang menarik jutaan anak lebih banyak setiap tahun, dengan 53 persen anak-anak sekarang memiliki smartphone pada usia tujuh tahun. Itulah sebabnya kami meluncurkan seri bom waktu TikTok untuk memastikan orangtua mengetahui risiko yang dihadapi anak-anak mereka, dan apa yang dapat mereka lakukan untuk melindungi mereka dengan lebih baik.

Kami juga ingin TikTok memoderasi kontennya agar tidak diserahkan kepada anak-anak untuk melindungi diri mereka sendiri secara online. Pastikan Anda memiliki mode keamanan yang tepat untuk diaktifkan,” jelas Caroyln Bunting.

Nah, orangtua sebaiknya juga paham tentang ancaman bahaya ini dengan mengetahui teknologi di android anak dan remaja Anda dengan melakukan pengaturan yang tepat. Salah satunya untuk membatasi siapa saja yang bisa berinteraksi dengan akun anak dan remaja Anda.

Berhenti menggunakan TikTok mungkin sulit, tetapi pastikan orangtua menjaga mereka tetap aman. Nah jika ingin membiarkan anak dan remaja Anda  tetap bermain di TikTok,  yang paling cocok Anda harus membuat beberapa perubahan pada aplikasi mereka.

“Kami mengungkapkan pengaturan yang perlu Anda ubah tetapi ingat pengaturan hanya bisa sejauh ini dan tidak dijamin 100 persen dapat melindungi anak dan remaja Anda.  Membuat perubahan ini mungkin berlebihan bagi remaja yang lebih tua pada khususnya, namun bisa meminimalisir kejahatan,” ujarnya.

Berikut tips dari Caroyln Bunting untuk meminimalisir ancaman pedofil di aplikasi TikTok:

1. Ubah setting

Luncurkan aplikasi TikTok, yang memiliki not musik putih dengan latar belakang hitam sebagai logonya. Lalu ketuk akun Anda di sudut, dan ketuk tiga titik putih untuk pengaturan. Dari sana, Anda akan dapat membuat perubahan penting untuk melindungi anak-anak Anda dari bahaya kekerasan seksual

2. Akun pribadi

Buka pengaturan privasi dan keselamatan dan cari tajuk dapat ditemukan di atas. Anda akan melihat pengaturan yang disebut Akun Pribadi. Aktifkan ini agar tak mudah ditemukan akun anak atau remaja Anda. Akun Pribadi berarti hanya pengguna yang Anda setujui yang dapat mengikuti Anda dan melihat video serta suka postingan anak  Anda. Akun pribadi tak akan mempengaruhi pengikut yang ada

 

3. Jangan izinkan orang lain menemukan Anda

Ubah setting pengaturan agar akun Anda aman dari “penglihatan” pedofil. Nonaktifkan pengaturan dan akun tidak akan lagi direkomendasikan kepada pengguna lain. Ini juga akan mencegah orang lain menemukan akun secara lebih umum

4. Jangan izinkan interaksi

Di privasi akun Anda dapat mencegah pengguna lain berinteraksi dengan Anda. Sebagian besar pengaturan pada Semua Orang secara default, tetapi dapat diubah ke Teman atau Tidak Aktif. Anda dapat mencegah interaksi pada komentar, duet, reaksi pengguna lainnya saat melihat video mana yang Anda sukai dan juga pesan

5. Aktifkan filter komentar

Terakhir dan yang paling penting yaitu non aktifkan pesan agar tidak disalahgunakan oleh akun lainnya yang tak bertanggungjawab. Aktifkan filter komentar untuk menyaring dan menghapus pesan cerdik yang diposkan orang di halaman Anda

6. Layar manajemen waktu

Anda dapat membatasi jumlah waktu untuk bermain TikTok dengan pengaturan waktu layar. Ini akan memungkinkan Anda untuk menetapkan batas waktu (seperti 60 menit) setelah titik mana pengguna akan terputus untuk sisa hari itu. Selama pengaturan dimungkinkan untuk memilih kode sandi untuk mencegah anak dan remaja Anda mengubah pengaturan ini di masa mendatang

7. Mode terbatas

Mode terbatas mencoba membatasi konten yang tidak pantas untuk usia anak dan remaja Anda, agar tidak muncul

8. Mode keamanan keluarga

Pengaturan ini memungkinkan Anda menetapkan akun sebagai ‘Induk’ atau pelindung kendali jarak jauh atas akses TikTok dan remaja anak . Anda dapat menetapkan batas waktu tontonan, mengecualikan konten yang tidak pantas dan membatasi siapa yang dapat mengirim pesan. Hal ini dapat dilakukan dari ponsel cerdas Anda sendiri, sehingga Anda dapat memastikan anak Anda terlindung dari bahaya kekerasan seksual

Terakhir Caroyln Bunting mengingatkan, bahwa  orangtua sering mengingatkan bahaya berdekatan dengan orang yang tak dikenal anak atau remaja Anda,  tetapi dengan munculnya media sosial, bahaya orang asing bisa jauh lebih dekat dengan rumah.

“Tidak ada keraguan bahwa perusahaan-perusahaan ini harus berbuat lebih banyak untuk melindungi kaum muda, tetapi ada hal-hal praktis yang dapat dilakukan orangtua hari ini untuk meminimalkan risiko yang dihadapi anak-anak mereka. Gunakan pengaturan privasi di tingkat tertinggi, ajari anak-anak Anda hanya untuk berkomunikasi dengan mereka yang mereka kenal dalam kehidupan nyata. Jangan menghindar dari percakapan sulit tentang risiko online, dan pastikan Anda tetap terlibat dan melakukan percakapan terbuka tentang apa yang mereka lakukan ketika sedang online,” tutup Carolyn Bunting. (Ar)

ibnu

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *