Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Kemegahan Tanpa Kata-Kata

 Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Kemegahan Tanpa Kata-Kata

Jakarta , Telescopemagz.com – Dulu kala stasiun merupakan tempat berkunjungnya pedagang-pedagang dari Eropa. Stasiun Priok satu-satunya termegah di masanya.Bahkan saat redaksi telescopemagz.com menyambangi tempat ini 19 tahun lalu, berbanding terbalik. Gambaran wajah perkampungan (Kebon Kosong, red) plus sarang narkoba  menjadikan kemegahan yang pernah ada sirna sudah. Namun saat pemerintahan di bawah presiden Soesilo Bambang Yudoyono, stasiun ini di revitalisasi karena merupakan cagar budaya dan diaktifkan kembalu trayek Kereta Apa jarak dekat. Kemegahan dan kejayaan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok  masa silam menjadi sangat kontras sekali dengan keadaannya saat ini.

Masih terekam jelas saat redaksi telescopemagz.com  melakukan hunting foto di sekitar stasiun ini pada tahun 2005 lalu. Aroma kumuh, seram dan masyarakatnya yang antipati menyempatkan nyali kami ciut.untuk menggali info sejarahnya. Namun karena kegemaran kami untuk mengabadikan bangunan yang menggunakan artistik neo klasik dengan gaya kontemporer ini  tak menyurutkan niat kami untuk berjepret ria. Hening dan sunyi, suasana mencekam nampak sangat saat masuk di bagian loket dan lobby depannya dan kami teruskan ke bagian rel yang terdapat pusat pemantauan Kereta Api.  Keadaan ini tercipta sejak diberhentikannya fungsi stasiun sebagai stasiun penumpang sejak awal Januari tahun 2000 silam. Stasiun Tanjung Priok berubah rupa sejak saat itu semoga Stasiun KA ini ke depannya menjadi ikon sejarah yang membanggakan bagi warga Jakarta.

Kejayaan dan prestise  Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

          Stasiun ini dibangun tepatnya pada tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (19091916). Di mana pemerintahan Hindia Belanda saat itu mengirimkan insinyur hebatnya bernama CW Koch yang mana merupakan insinyur terhebat dari Staats-Spoorwegen (sebuah perusahaan Kereta Api negara Hindia Belanda yang berdiri sejak 6 April 1875) . Tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan stasiun ini sendiri, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa. Dan proyek elektrifikasi pertama kali dari Tanjung Priuk – Jatinegara ( Mester Cornelis, red) selesai pada 6 April 1925 oleh Perusahaan Kereta Api Electrische Staats Spoorwegen (ESS). Setelah itu pada tahun 1926 ESS memproduksi lokomotif listrik ESS 3201 buatan prabikan Werkspoor –Heemaf dengan lisensi Baldwin dan perlengkapan listriknya dibuat oleh Heemaf atas lisensi Westinghouse. ESS 3201 ini sebagai transportasi lokomotif yang melayani penumpang dari Jakarta ke Bogor ( Buitenzorg, red) dan beroperasi hingga pertengan 1970-an.

          Alasan pemerintahan Hindia Belanda saat itu dengan dibangunnya stasiun KA terbesar se Asia Tenggara ini , alasan pertama untuk mengakomodir segala aktivitas perdagangan internasional dan kunjungan wisatawan dari Eropa. Alasan  kedua, melihat keadaan geografis yang berupa hutan , rawa-rawa yang berbahaya dan belum adanya transportasi yang memadai,  maka transportasi Kereta Api yang menjadi prioritas sebagai transportasi penghubung antara Pelabuhan Tanjung Priok ke Stasiun Kereta Api Tanjung Priok . Saat itu memang betul sudah ada pelabuhan Sunda Kelapa namun melihat ramainya perdagangan dan maka pelabuhan Sunda Kelapa dipindahkan ke pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok ini dibangun pada tahu 1877 di masa Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge yang berkuasa di Hindia Belanda pada tahun 1875-1881. Dan menjadi salah satu pelabuhan teramai se Asia.  Untuk menunjang perdagangan ini maka dibangunlah dua stasiun KA yakni : stasiun Tanjung Priok dan stasiun B’OS (baca: Beos).

Wajah Stasiun KA Tanjung Priok Saat ini

Melihat potensi sejarah dan fungsinya yang masih dapat di manfaatkan maka pemeritah DKI melakukan  persiapan revitalisasi  pembangunan fisik dimulai bulan November-Desember 2008 dan akhirnya 4 tahun  tepatnya, 28 Maret  2009 Stasiun Tanjung priok difungsikan kembali dan diresmikan sebagai stasiun penumpang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan 13 April 2009, stasiun KA tanjung Priok meluncurkan 3 Kereta Perdananya (Jurusan Pasar Turi-Tanjung Priok (kapasitas 20 orang ), Purwakarta-Tanjung Priok dan Cikarang. Dan saat ini hanya trayek dekat yakni ke Cikampek dan Purwakarta saja

Revitalisasi ini di lakukan secara bertahap terutama tentang keberadaan tenda-tenda dan tempat kumuh di sepanjang rel. Juga mengenai informasi yang perlu diketahui tentang keberadaan bunker yang berisi tiga ruangan yang sampai saat ini belum di teliti dan ditindaklanjuti oleh Ditjen Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemprov DKI. Keberadaan bunker ini nantinya dapat dijadikan daya tarik obyek wisata yang menarik bagi wisatawan melihat fungsi bunker yang saat itu sebagai hotel atau tempat penginapan (hal ini dikuatkan dengan ditemukannya beberapa peralatan sendok yang disinyalir di produksi pada abad 19) . Dan bagi Anda yang tertarik dengan keberadaan Stasiun KA Tanjung Priuk tak ada salahnya melakukan wisata budaya dan sejarah yang dimulai dari stasiun Jakarta Kota, Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen dan berakhir di Stasiun Kereta Api Tanjung Priok  yang merupakan stasiun termegah di jamannya.

Penulis : Eka C Herlambang

Foto : Istimewa

Fajar Irawan

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *