Pertamina Buka Kesempatan Daerah untuk Kelola Pertashop
Telescopemagz.com – Saat ini PT Pertamina terus mengembangkan digitalisasi nozzle SPBU dan pengembangan Pertashop hingga ke desa-desa di seluruh Indonesia. Pertamina menargetkan upaya proses digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia bisa tuntas pada pertengahan tahun 2020.
Pertamina mengklaim pada empat tahapan kerja terdapat kemajuan signifikan karena dari total 5.518 SPBU, seluruhnya telah tuntas disurvei. Selanjutnya memasuki tahapan Civil Work sebanyak 98 persen dan pemasangan instalasi Automatic Tank Gauge (ATG) sebanyak 77 persen serta IT mencapai 72 persen.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Masúd Khamid menjelaskan, program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk terus meningkatkan layanan kepada konsumen. Cara ini untuk memantau ketersediaan, penjualan BBM, dan transaksi di SPBU dengan data yang real time.
“Adanya sistem digital, seluruh proses penyediaan BBM di SPBU terpantau dengan baik. Data tersebut dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas, sehingga dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM, termasuk yang BBM bersubsidi seperti Biosolar B30, dan Premium,” ujar Masud kepada media, di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, untuk menjawab tantangan di era digital, Pertamina telah melakukan digitalisasi di seluruh lini bisnis mulai dari hulu hingga hilir. “Melalui digitalisasi SPBU, Pertamina akan memastikan layanan kepada pelanggan lebih aman, mudah, dan cepat,” tegasnya
Selain menggenjot penyelesaikan digitalisasi SPBU, Pertamina juga terus memperluas jangkauan penjualan dengan membangun mini outlet atau Pertashop. Layanan ini akan menghadirkan berbagai produk dengan harga dan kualitas dijamin sama di SPBU. Program ini merupakan pengembangan dari Program Pertamina One Village One Outlet (OVOO).
“Dari 7.196 kecamatan di Indonesia, Pertamina menargetkan pembangunan Pertashop di 3827 kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur BBM dan LPG,” papar dia.
Upaya mempercepat realisasi pembangunan Pertashop, Pertamina telah menandatangani kesepakatan dengan Kementerian Dalam Negeri dan membuka peluang kerjasama kemitraan bisnis kepada Pemerintahan Desa, Koperasi serta pelaku usaha atau UKM di seluruh Indonesia.
“Pertamina mengembangkan dua pola investasi, yakni Pertamina yang berinvestasi dan desa yang menjalankan, atau desa yang melakukan investasi dan ada rasio pembagian keuntungan,” ungkap Masud.
Terdapat tiga kategori konsep Pertashop yang ditawarkan, lanjut Masud, yakni Gold, Platinum dan Diamond. “Pertashop jenis Gold berkapasitas 3000 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 Km atau sesuai dengan hasil evaluasi,” katanya.
Adapun jenis Platinum, berkapasitas 3.000 liter, luas lahan 200 meter persegi dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Sementara jenis Diamond berkapasitas penyaluran 3.000 liter perhari, luas lahan 500 meter persegi dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU.
“Bagi yang berminat dan siap bermitra dengan Pertamina dalam pembangunan Pertashop harus melalui enam tahapan yakni proses pengajuan dan selanjutkan akan melalui verifikasi dan pengurusan administrasi perijinan ke Pemda,” jelas Masud
Bila proses tersebut telah terpenuhi, selanjutnya mitra dapat mengajukan desain dan memulai pembangunan. Setelah rampung, kontrak kerjasama dengan Pertamina akan berlangsung hingga 20 tahun.
“Pertamina juga akan terus memperluas penyaluran BBM di wilayah 3T dengan melanjutkan Program BBM Satu Harga, targetnya sebanyak 500 titik hingga 2024. Khusus tahun 2020 ditargetkan akan dibangun 83 titik,” pungkas Masud.
Pewarta: Budi
Editor: Ari