Opening Ceremony Pameran Etnofotografi “Pauleh” Edy Utama sukses digelar di UI Depok

 Opening Ceremony Pameran Etnofotografi “Pauleh” Edy Utama sukses digelar di UI Depok

UI Depok, Telescopemagz | Acara pembukaan atau opening ceremony pameran etnofotografi bertajuk “Pauleh: A Bridge for Cultural Diplomacy” karya seniman Edy Utama telah sukses digelar di Makara Art Centre, Universitas Indonesia, Depok, pada Rabu (20/11/2024). Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Kebudayaan Indonesia, Dr. Fadli Zon, sekira pukul 15.00 WIB. Pameran yang didukung oleh Minang Diaspora Network-Global (MDN-G) ini mengangkat tema pencak silat Minangkabau sebagai warisan budaya tak benda dunia.

Menurut Direktur Makara Art Centre, Dr. Ngatawi Zastrow, A.Ag, M.Si, pameran ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar anak nagari dan mengokohkan pencak silat sebagai identitas budaya bangsa Indonesia.

“Pencak silat bukan sekadar seni bela diri, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang telah menjadi bagian penting sejarah suku bangsa Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat rasa kebangsaan,” ujarnya ketika memberikan kata sambutan pada Rabu (20/11/2024).

Presiden Minang Diaspora Network-Global (MDN-G), Fasli Jalal, mengatakan bahwa pameran ini memiliki arti penting, terutama untuk menghidupkan kembali nilai-nilai dan kearifan lokal yang mungkin mulai dilupakan generasi muda Minangkabau, terutama mereka yang tinggal di perantauan.

“Pameran ini dapat menjadi sarana bagi generasi muda Minangkabau di perantauan untuk kembali mengenali dan mempelajari warisan budayanya,” katanya.

Opening Ceremony Pameran Etnofotografi "Pauleh" Edy Utama sukses digelar di UI Depok

Lebih lanjut dalam pidato sambutannya Menteri Kebudayaan Fadli Zon berpesan agar acara pameran fotografi dengan tema warisan budaya leluhur seperti ini, diupayakan sebagai sarana untuk memajukan kebudayaan. Sebagaimana yang tertera dalam pasal 32 UUD 1945 tentang negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Dengan menjamin kebebasan bagi warganegara untuk memelihara dan mengembangkan budayanya masing-masing.

“Silat bukan hanya tentang olahraga tetapi juga tentang tradisi dari nenek moyang. Silat itu punya pakem tertentu di Minangkabau dan tidak ada yang di koreografi serta aliran nafas itu menjadi ekspresi dan tingkat keilmuannya. Dengan adanya pameran ini dapat mengabadikan tradisi, saya berharap agar setiap tradisi supaya tak hilang ditelan zaman” ujarnya.

Fadli Zon juga menambahkan dengan adanya Kementerian Kebudayaan, tentunya akan lebih fokus dalam bidang kebudayaan. Sehingga diharapkan kehadiran Kemenbud tidak hanya sebagai perlindungan Cagar budaya, tapi juga sebagai sarana diplomasi dan promosi budaya Indonesia agar semakin eksis dan mendunia.

Selain itu, Kepala Makara Art Center UI, Dr. Ngatawi Al-Zastrouw dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa kontruksi kebudayaan di Nusantara ini dibagi dalam 3 dimensi, yaitu dimensi logika, etika dan estetika, yang ketiganya merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan.

“Inilah spirit yang dibangun oleh Universitas Indonesia, mengembangkan pengetahuan sains yang tetap mengandung nilai logika, etika, estetika.”ujarnya.

Zastrouw juga menambahkan bahwa tradisi itu seperti mata air. Sementara kebudayaan itu danau yang menyatukan berbagai sumber mata air. Salah satunya ini Pauleh. Pameran ini merupakan salah satu bentuk wadah kegiatan untuk terus memancarkan kebudayaan dan tradisi agar tetap terjaga dengan baik.

Pembukaan pameran fotografi “Pauleh” ini dimeriahkan oleh penampilan pencak silat mahasiswa Universitas Yarsi Jakarta dan 2 seniman seni pertunjukan Minangkabau, yaitu Piter Salayan dan Jefri Usman.

Edy Utama sendiri bukan nama baru dalam dunia etnofotografi. Karyanya pernah dipamerkan di berbagai negara, antara lain Gallery East-West Centre, Honolulu (2012), Budaya Matrilineal (Tokyo, 2015; Padang, 2022), dan Minangkabau Cultural Landscape (Padang, 2021). Pameran ini menjadi momentum penting untuk menjembatani warisan budaya Minangkabau dengan dunia internasional, sekaligus memperkuat pencak silat sebagai simbol diplomasi budaya Indonesia.

Pameran ini menampilkan 40 karya foto yang mendokumentasikan berbagai aktivitas pencak silat Minangkabau di Sumatera Barat, yang diambil oleh Edy Utama antara tahun 2007 hingga 2019. Foto-foto ini menampilkan tradisi silek galombang (silek songsong) dan pencak silat Ulu Ambek sebagai simbol silaturahmi antar anak nagari.

Rencananya usai dipamerkan di Makara Art Centre UI Depok, pameran ini juga akan dilanjutkan di The Asia and Pacific Museum, Warsawa, Polandia, bekerja sama dengan The Institute of Ethnology and Cultural Anthropology at Warsaw University. Pameran di Warsawa dijadwalkan berlangsung pada 5 Desember 2024 hingga 10 Januari 2025. (Irfan)

Fajar Irawan

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *